Update Terkini Tentang Usaha Toko Bunga Online di Merdeka

Update Terkini Tentang Usaha Toko Bunga Online di Merdeka

Denny Heysen 0 3 04.27 11:41

6406054695_52b7f2154c_b.jpgMenurut keterangan ahli-terampil ini, maka bagaimapun pun jeleknya nasib perempuan di dalam kelompok itu, belumlah ia jadi siksaan jiwa yang menggemari sangat selaku perempuan-perempuan tutupan di zaman sekarang ini. Sorot mata perem-puan-perempuan kelompok tentunya masih sorot mata "merdeka", menilik gambar-gambar di dalam gua dari puluhan ribu tahun yang lalu, yang menggambarkan perempuan ikut "berpesta" dengan kaum laki-laki. Sebagaimana nasib serigala betina di dalam kelompok serigala bukan nasib yang jelek samasekali, - anjing serigala betina masih banyak kesenangannya & kemerdekaannya, maka perempuan kelompok pun masih banyak kesenangannya serta kemerdekaannya.

4344145_6246f6d6.jpgSetidak-tidaknya tak kurang dari 300.000 tahun (I.H.Jeans). Hanya saja harus populer, bahwasannya manusia purbakala itu belum begitu sempurna sebagai manusia kebudayaan sekarang. Manusia zaman purbakala yang bernama Pithecanthropus Erectus (sekitar 500.000 tahun yang lalu), Homo Heidelbergensis (sekitar 250.000 tahun yang lalu), Eoanthropus (sekitar 100.000 tahun yang lalu.), Neanderthalmensch (sekitar 50.000 tahun yang lalu), manusia-manusia ini semuanya kalah kesempurnaannya dengan manusia peradaban sekarang.

Zeit-Ehe ini nanti kalau telah "bosan", dilepaskan lagi atau ditiadakan lagi, bagi jadi lagi pasangan-pasangan baru dengan laki-laki lain atau perempuan-perempuan lain. Sudahkah tuan pernah perhatikan pasangan sementara di kalangan anjing? Anjing jantan selalu berganti isteri, florist Semarang dan anjing betina tetap berganti suami, tapi "persuami-isterian" itu tak hanya pada satu saat beberapa detik saja, melainkan "luku" sampai beberapa minggu lamanya. Anjing terus-menerus "berlaki-bini", sungguhpun hanya guna sementara.

Rohaninya, jiwanya, fikirannya, kemauannya, perangainya, batinnya, seluruh itu menjadi lemah serta tunduk, jelita dan sabar, ikhlas serta taat, - lain lagi daripada jiwa, fikiran, nafsu, karangan bunga Semarang karakter kaum Amazone ataupun kaum wanita Nusa Tembini di zaman matriarchat purbakala. Dan bukan saja jiwa & sukma perempuan itu menjadi lemah, bentuk badannya pun menjadi lemah. Sekarang jarang sekali terlihat orang perempuan yang badannya subur dan besar, sigap & kuat seperti di peradaban purbakala itu.

Mereka tak banyak ubahnya daripada anjing-anjing serigala maupun gajah-gajah, yang pula hidup di dalam gerombolan-gerombolan kelompok. Mereka selaku anjing-anjing dan gajah-gajah itu, selalu berpindah kian-kemari menurut keperluan pencaharian hidup serta keselamatan hidup. Kalau untuk satu ruang, buruan serta ikan telah habis, ditinggalkanlah area itu, & dicarinyalah lokasi lain. Di dalam kelompok inilah perempuan sudah mulai jadi makhluk yang ditaklukkan. Perempuan ialah budak sebelum ada budak". Ia adalah bernasib sama-sama dengan anjing betina, yang kalau yang jantan tak senang, tetap digigit & dihantam saja, - maupun ditinggalkan oleh anjing jantan itu mentah-mentahan. Malah kadang-kadang ia dibunuh, sebagaimana kakek-kakek dan nenek-nenekpun dibunuh, karena terlalu membebani kelompok itu. Hukum persuami-isterian belum ada di dalam kelompok itu. Menurut Prof. Bachofen merupakan di dalam kelompok itu "promiskuiteit", mempunyai arti: bahwa di dalam kelompok itu hantam-kromo campuran - saja laki-laki & perempuan mencari kepuasan syahwat satu dengan lainnya. Hantam-kromo saja urusan syahwat itu, - mana yang diminati bagi sesuatu saat, ininlah yang jadi. Tidak bisa laki-laki di dalam kelompok itu berkata "ini isteriku", tidak bisa pula perempuan menunjuk-kan seorang laki-laki seraya berkata "ini suamiku". Begitulah pendapat Bachofen. Tetapi ada aliran lain pula mengoreksi teori Bachofen ini, misal-nya Eisler, yang berkata: bahwa betul belum ada "pernikahan" di dalam kelompok itu, akan tetapi pun tidak ada itu promiskuiteit yang hantam-hantaman kromo samasekali. Menurut Eisler, di dalam kelompok tidak ada anarkhi seksuil yang absolut. Laki-laki senantiasa "berkawin" untuk sementara dengan perempuan yang ia senangi. Di dalam kelompok itu bukan "promiskuiteit" yang orang lihat, begitulah kata Eisler, namun "pasangan-pasangan yang sementara", tijdelijke paring, ataupun di dalam bahasa Jerman "Zeit-Ehe".

Dulu perlaki-isterian itu secara anjing serigala saja, dulu adalah "Zeit-Ehe" maupun "Promiskuiteit". Akan tetapi kini perlaki-isterian ini mulai diatur sedikit-dikit, diatur perhubungannya antara laki-laki & perempuan, serta diatur pula hal-hal yang mengenai keturunan-keturunan selaku hasilnya perhubungan laki-laki serta perempuan itu. Saat ini guna awalnya di dalam sejarah kemanusiaan diadakan hukum yang mengatur perlaki-isterian & keturunan itu. Memang urusan keturunan inilah pokok-pangkal semua hukum perlaki-isterian, asal-mula seluruh hukum perlaki-isterian.

Tapi 35.000 tahun yang akhir ini, sudahlah ternyata dengan bukti-bukti, bahwa manusia sudah "sempurna" bagai kami kebudayaan sekarang. Sudah barang tentunya total manusia itu dulu jauh kurang pula daripada sekarang. Sudah barang tentu pula tidak di mana-mana di muka bumi itu terus ada manusia, & tidak di mana-mana pula kebudayaan manusia itu sama tuanya. Ada negeri-negeri yang sudah lama didiami manusia, ada negeri-negeri yang belum maniak lama didiami oleh manusia.

Malahan dialah yang jadi induk pengembangan, induknya "kultur", yang mula-mula. Dialah petani yang pertama, tetapi dia pulalah yang pertama sekali mulai terbuka ingatannya mengambangkan rumah. Laki-laki masih banyak lari kian-kemari di hutan, ditepi-tepi sungai, di pantai laut, di padang-padang rumput, di rawa-rawa, akan tetapi dia, perempuan, karena menjagai hamilnya, atau menjaga anak-anaknya yang kecil serta kebunnya yang simple, tetapi tidak sanggup ditinggalkan itu, dia mulai mencoba bikin tempat kediaman yang terus.

Kecuali perkecualian di zamannya matriarchat itu, maka benar sekali perkataan Bebel ini. Mungkin-kah datang satu waktu, di mana ia akan hidup merdeka kembali? Ataukah telah memang "kodrat" perempuan, hidup di bawah telapak laki-laki? ↑ Butuh diterangkan di sini bahwa kedudukan yang baik dari perempuan di dalam peradaban hukum peribuan itu ialah di dalam hukum peribuan yang karena perezekian, selaku yang saya terangkan di atas ini. Akan tetapi ada pula hukum peribuan yang tidak sebab perezekian, melainkan cuman pada mengurus keturunan saja. Maka di sini tidak tetap kedudukan perempuan itu baik. Teori Bachofen yang mengatakan, bahwasannya hukum peribuan tetap mengasih kedudukan mulia kepada perempuan, wajib dianggap belum mutlak.

Comments